Blockchain dan Kecerdasan Buatan Jadi Incaran Hacker di 2018
Symantec baru saja merilis laporan terbaru yang mengungkap soal prediksi keamanan siber di ranah maya pada 2018 mendatang. Perusahaan software keamanan asal Negeri Paman Sam tersebut mengungkap, ada beberapa prediksi yang kemungkinan bakal terjadi di tahun depan.
Sebelumnya, insiden seperti serangan WannaCry yang berdampak pada terinfeksinya 200 ribu komputer di seluruh dunia, merupakan pemanasan untuk serangan malware dan DDoS yang lebih berbahaya tahun berikutnya. Menurut perusahaan antivirus asal Amerika Serikat, Symantec, teknologi Blockchain dan artificial intelligence merupakan dua dari 10 prediksi keamanan siber yang bakal diincar oleh peretas.
Hacker bisa saja memanfaatkan teknologi tersebut untuk melancarkan serangan yang lebih besar lagi. Untuk Blockchain, teknologi ini nanti akan menemukan kegunaan di luar cryptocurrency. Namun peluang ini akan membawa para penjahat siber fokus pada koin dan penukaran.
Para penjahat siber akan menggunakan AI untuk menyerang dan mengeksploitasi jaringan korban, yang biasanya merupakan bagian paling membutuhkan upaya dalam usaha menyusup dan meretas. Teknologi Blockchain di balik Bitcoin juga turut menjadi santapan hacker pada tahun depan. Selain itu, Symantec juga menuturkan tren serangan lain pada tahun depan yang diprediksi terjadi, yaitu serangan rantai pasokan menjadi umum, malware file-less dan file-light menjamur, perusahaan akan tetap berjuang dengan keamanan Security-as-a-Service (SaaS).
Kemudian, keamanan Infrastructure-as-a-Service (IaaS), financial trojans yang diperkirakan menimbulkan dampak lebih besar dari ransomware, perangkat rumah yang mahal akan disandera untuk tebusan, dan perangkat IoT akan diretas dan dimanfaatkan untuk serangan DDoS.