Drone bernama T-Frend untuk ‘mengusir’ karyawan yang masih tinggal di kantor setelah jam pulang
Gila kerja dan kerja paksa, dua budaya mengakar di Jepang yang kian menjadi permasalahan serius. Perusahaan penyedia layanan keamanan dan kebersihan Taisei rencananya akan menggunakan pesawat nirawak (drone) sebagai solusi ganda ‘mengusir’ karyawan yang masih tinggal di kantor setelah jam pulang, sekaligus menggantikan petugas keamanan untuk mengawasi kantor.
Drone bernama T-Frend ini sedang dikembangkan Taisei bersama perusahaan pembuat drone Blue Innovation, dan perusahaan telekomunikasi NTT East. Sistemnya dibuat otomatis dilengkapi kamera dan teknologi pengenal wajah untuk merekam dan mengidentifikasi siapa saja karyawan lembur, atau andai ada penyusup. Drone juga bisa dipantau jarak jauh secara real time lewat layanan cloud tertutup.
Cara kerja drone tanpa GPS tersebut terbilang unik. Yakni dengan melayang di sekitar kantor mencari karyawan lembur, lalu mengitari kepalanya sehingga membuat tak nyaman sebelum ia beranjak. Sambil melayang-melayang di atas kepala karyawan, drone itu melantunkan alunan Auld Lang Syne, lagu Skotlandia yang biasanya digunakan di Jepang.
“Anda tidak bisa benar-benar bekerja ketika berpikir ‘drone terus-terusan datang sekarang,’ dan mendengar lagu bersamaan dengan dengungnya,” kata Direktur Taisei, Norihiro Kato. Perihal senada juga diungkap tersirat oleh Kato dalam Independent dan Nikkei Asian Review. Menurutnya, langkah drone lebih efektif untuk mengatasi masalah keamanan dan kekurangan tenaga kerja di perusahaan-perusahaan Jepang. Sementara persoalan pekerja lembur agar segera pulang hanyalah sampingan.